Di Indonesia, Hari Krida Pertanian diperingati setiap tanggal 21 Juni. Peringatan ini sekaligus momentum titik balik kegiatan dalam pertanian. Tidak hanya petani, Hari Krida Pertanian juga diperingati oleh peternak, perkebunan, para pegawai dan pengusaha yang bergerak di sektor pertanian.
Tujuan diperingati Hari Krida Pertanian yang merupakan salah satu Hari Besar Nasional Indonesia, antara lain :
1. Berdasarkan Ilmu Astronomi
Atas dasar pertimbangan ilmu astronomi ditetapkanlah Hari Krida Pertanian. Di akhir abad ke-9, istilah pranata mangsa yang membagi musim menjadi 12 siklus sudah tidak asing lagi bagi para pelaku pertanian.
Tanggal 21 Juni merupakan permulaan musim pertama yang mengawali siklus 12 musim (yang diuraikan secara lengkap meliputi hujan, angin, serangga, penyakit unggas, dan lain sebagainya) tersebut karena matahari berada pada garis balik utara (23 ½° Lintang Utara) dan menyebabkan terjadinya pergantian iklim.
Hal ini seirama dengan perubahan kegiatan usaha pertanian. Termasuk juga kegiatan panen untuk sejumlah komoditas, seperti kopi, cengkeh, lada dan sebagainya. Masyarakat selalu membuat evaluasi kegiatan pertaniannya setelah melakukan panen agar dapat ditanggulangi untuk musim tanam setelahnya.
2. Modernisasi pertanian wajib bisa dilaksanakan
Peringatan Hari Krida Pertanian juga dimaknai sebagai momen untuk bersyukur atas nikmat hasil tani yang diperoleh. Kemudian dilanjutkan dengan menyusun rencana dan berdoa agar mendapatkan hasil yang lebih baik di tahun berikutnya.
Bercermin dari yang sebelumnya, sudah saatnya pertanian Indonesia mulai berbenah. Pada masa pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai juga menjadi sebuah tantangan bagi masa depan pertanian Indonesia.
Modernisasi pertanian wajib bisa dilaksanakan. Selain mempersiapkan diri untuk mewujudkan ketahanan pangan, modernisasi pertanian juga diharapkan mampu meningkatkan keamanan pangan. Dengan demikian, kesehatan masyarakat Indonesia dapat ditunjang dengan bahan pangan yang ada.
3. Regenerasi Petani Perlu Dilakukan
Menurut data Kementerian Pertanian, 38% pekerja pertanian didominasi oleh penduduk yang berusia lebih dari 50 tahun. Artinya, perlu dilakukan regenerasi. Harapannya, petani milenial akan mampu membawa pembaruan dalam pembangunan pertanian ke depan.
Kementan menargetkan untuk mencetak 1 juta petani muda. Petani muda ini meliputi pekerja subsektor tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan. Kementan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) mencanangkan program penumbuhan dan penguatan petani milenial melalui tiga pilar, yaitu penyuluhan, pendidikan dan pelatihan.
Misi Kementan dalam membangun SDM pertanian pada tahun 2020 yakni penguatan tiga pilar, yaitu mewujudkan pendidikan vokasi pertanian yang kompetitif, memantapkan sistem pelatihan vokasi dan sertifikasi profesi pertanian yang berdaya saing, memantapkan sistem penyuluhan pertanian yang terpadu dan berkelanjutan, serta memantapkan reformasi birokrasi mendukung peningkatan produksi dan daya saing pertanian.
Demikian pembahasan mengenai Hari Krida Petani, semoga artikel ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan ^-^